Potensi Mangoesky Memutus Viscous Circle of Poverty

  • Januari 26, 2022
Alt
Internet seakan sudah menjadi aspek yang amat penting dalam kehidupan manusia saat ini yang sulit dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. Hampir setiap aktivitas, dari mulai membuka mata di pagi hari hingga memejamkan mata di malam hari selalu ada kaitannya dengan internet. Namun faktanya, belum semua daerah di Indonesia tersentuh oleh internet. Data dari Kominfo pada tahun 2020 menyebutkan bahwa masih terdapat 12.548 desa dan kelurahan di Indonesia yang belum terjangkau 4G.
 
Sebaliknya, kabar baik datang dari indeks literasi digital di Indonesia. Literasi digital Indonesia pada tahun 2020 telah menyentuh angka 3,47. Memang belum mencapai skor “baik” (4,00), namun sudah sedikit di atas skor “sedang” (3,00). Hal ini memberikan kenyataan bahwa sumber daya manusia di Indonesia telah terliterasi digital dengan baik, apalagi jika didukung dengan ketersediaan akses internet di seluruh titik Indonesia. Di masa pandemi ini, banyak perusahaan yang menawarkan layanan internetnya, utamanya menggunakan fiber optik yang digadang-gadang memiliki bandwidth besar. Memang benar itu adalah salah satu kelebihannya. Namun, bagaimana dengan wilayah yang tidak dapat dijangkau dengan fiber optik?
 
Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk menjangkau wilayah tersebut adalah satelit. Telkomsat yang merupakan anak perusahaan dari PT Telkom Indonesia, menghadirkan layanan satelit dari hulu ke hilir dengan kualitas tinggi dan berstandar internasional. Satelit aktif dari Telkomsat dapat menjangkau seluruh wilayah nusantara, bahkan di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh fiber optic sekalipun seperti di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
 
Telkomsat memiliki produk yang dapat menjangkau wilayah 3T yaitu Mangoesky. Layanannya yang luar biasa bahkan dapat menjangkau wilayah yang tidak terjangkau kabel fiber optic dan akses mobile berkecepatan tinggi menjadi jurus jitunya. Mangoesky menghadirkan solusi berupa akses internet broadband berbasis satelit yang dapat dinikmati oleh masyarakat (internet desa), khususnya di wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan kabel ADSL, fiber optik, maupun layanan mobile kecepatan tinggi lainnya. Mangoesky berkontribusi dalam meningkatkan pemerataan teknologi informasi dan digital service di Indonesia dengan pelanggan retail, perumahan, kafe, vila, sekolah, kantor pemerintahan dan korporasi. Tidak hanya mendukung pembangunan, pemerintahan dan pendidikan di daerah-daerah 3T, Mangoesky juga mendukung akselerasi digital dari sisi perdagangan dengan pelanggan yang merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM). Kita ketahui bersama bahwa penjualan online dapat meningkatkan omset hingga ratusan persen, apalagi di masa pandemi yang membatasi adanya mobilisasi. Peningkatan omset yang juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dapat berperan penting pada pemutusan viscous circle of poverty.
 
Viscous circle of poverty merupakan siklus yang terdiri dari low per capita income yang menyebabkan low level of saving dan low level of demandLow level of saving dan low level of demand berdampak pada low levels of investment in physical dan human capital, yang juga menyebabkan low productivity dan kemudian kembali menyebabkan low per capita income, begitu seterusnya.
 
Proses jual beli melalui internet terbukti dapat meningkatkan omset penjualan yang sekaligus merupakan pemasukan bagi penjual. Oleh karena itu, dengan bertambahnya income dapat meningkatkan demand dan saving, lalu investment in physical and human capital, hingga bertambah pada produktivitas. Meningkatnya produktivitas diharapkan dapat mendorong perekonomian digital yang merata diseluruh wilayah Indonesia.
 
#Spaceforeveryone
#Menjadi3BesarAsia
#Mangoesky

Referensi:
www.indonesia.go.id
www.beritasatu.co.id
aptika.kominfo.go.id
www.cnnindonesia.co.id
www.brainkart.com
Arsip